"Maukah Engkau Enjoy atau Bahagia?"




Hari Biasa, Pekan Biasa XV

PF S. Henrikus

Yes. 10:5-7.13-16; Mzm. 94:5-10.14-15;Mat. 11:25-27

Pada beberapa hari yang lalu ada salah satu video yang sempat viral di media sosial khususnya di salah satu platform internet yaitu Tiktok. Video itu berjudul Logika Ibu Etah. Dalam videonya, ia memberikan pernyataan bahwa “lebih baik saya enjoy, enjoy, enjoy saja  daripada bahagia.” Kata-katanya ini membuat banyak orang yang hadir saat itu tertawa. Meskipun tampaknya lucu, namun di balik itu tersirat sebuah makna yang relevan dengan kehidupan setiap orang pada umumnya. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pastor yang sependapat dengan apa yang dikatakan ibu Etah tadi. Menurutnya, orang yang enjoy itu selalu menerima keadaan hidupnya, tidak pernah bersungut-sungut, tetapi sebaliknya orang bahagia itu kerapkali mengorbangkan sesamanya demi kepentingan pribadi semata.

Secara de facto tak sedikit orang berangsur-angsur mencari kebahagiaan. Habitus ini bisanya menumpulkan hati nurani setiap pribadi. Hal itu tampak dalam kehidupan konkrit manusia dewasa ini bahwasanya atas dasar atau alasan kebahagiaan, orang menyingkirkan bahkan memusnahkan sesamanya. Misalnya, ketika seorang istri tidak lagi mendapatkan kebahagiaan dari suami atau sebaliknya, maka pilihan yang harus diambil ialah selingkuh bahkan bertekad untuk berpisah. Keadaan demikian dapat pula terjadi secara lain seperti para koruptor yang karena alasan kebahagiaan, mencuri uang sesamanya yang berakibat pada kesengsaraan komunal. 

Menerima keadaan hidup menjadi jalan bagi setiap orang untuk tidak terjebak dalam perangkap hawa nafsu duniawi. Sebab dalam refren mazmur tanggapan tadi, pemazmur mengatakan bahwa “Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.” Hal ini mau menandaskan bahwa meskipun manusia kerap kali diperhadapkan dengan pelbagai tantangan dan kesulitan seperti: kehilangan harapan karena belum mendapat pekerjaan, dipecat, jatuh sakit, terkena musibah, biaya persekolahan anak semakin meningkat, harga barang naik dan banyak tantangan lainnya, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. 

Sebagai  umat beriman harus senantiasa bersyukur baik dalam untung maupun malang. Karena dalam bacaan Injil Yesus berkata:“Bapa aku bersyukur kepadaMu sebab segala sesuatu Kau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai tetapi Kau nyatakan kepada kaum kecil. Yang menjadi pertanyaan ialah siapakah kaum kecil itu? Mereka itu ialah orang-orang yang senantiasa menyerahkan diri kepada Allah, selalu bersyukur dalam segala sesuatu, tidak sombong atau memegahkan diri. Hal ini memiliki korelasi dengan isi dari bacaan pertama yakni raja Asyur memegahkan dirinya karena mampu mengalahkan musuh-musuhnya tetapi ia lupa bahwa kekuatannya itu bersumber dari Allah sendiri. Akibatnya, Allah berfirman adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya? Maksudnya ialah semua manusia adalah hamba yang dituntun oleh-Nya. Karena itu jadilah rendah hati dan enjoy selalu dalam keadaan apapun, dan jangan menjadi orang yang bahagia namun mengorbankan dan menyingkirkan individu lain bahkan melupakan Allah. Sebab harta, pengetahuan, kebijaksanaan, dan potensi-potensi yang kita miliki adalah anugerah untuk melakukan kehendak Allah. Lewat segala kelebihan itu diharapkan pula agar setiap orang senantiasa teguh dalam imannya dan tidak putus asa, ketika ditimpa kesulitan atau kesengsaraan. Jadi apakah kamu ingin bahagia atau tetap enjoy dalam hidupmu? Pilih salah satu yang membuatmu selamat.*** (Fr. Rio Batlayeri).




No comments:

Post a Comment