Biarkan Rindu Itu Mati

 


Biarkan rindu itu mati dan terkubur dalam Kristus. Sebab hanya dalam kematian bersama-Nya, rindu akan bangkit kembali dalam kemuliaan. Rindu yang bangkit dalam kemuliaan Kristus menjelma menjadi percik cahaya yang menerangi kegelapan penantian. Kegelapan itu bukan akhir, melainkan ladang rindu yang bersemi dalam pengharapan menuju kepenuhan. Dan kepenuhan itu selalu bermuara dari Kristus dan kembali kepada Kristus.

Di dalam Dia, tak pernah ada pengkhianatan atas setiap usaha untuk bertahan dalam rindu. Satu iota rindu tidak akan dipandang rendah. Berbahagialah mereka yang berjuang keras menanggung rindu, sebab merekalah yang akan menyaksikan penggenapannya—seperti fajar yang terbit di ufuk timur setelah tenggelam di barat.

Rindu yang bertahan dalam Kristus adalah doa yang tak pernah terputus. Ia bagaikan dupa yang naik ke surga, harum di hadapan Allah. Tak ada rindu yang sia-sia bila dipersembahkan kepada-Nya. Bahkan air mata penantian pun berubah menjadi benih sukacita.

Maka, belajarlah mencintai dalam rindu yang hening. Sebab di sanalah kasih dimurnikan, ego dilebur, dan jiwa dipersatukan dengan Dia yang setia. Kristuslah wajah dari segala kerinduan. Dia pula jawaban dari segala penantian. “Spes non confundit” (Rm. 5:5).

Penulis: Fr. Rio Batlayeri 

No comments:

Post a Comment