“Persahabatan: Lapar Kebahagiaan”


Hidup ini ibarat sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan rintangan. Sepanjang perjalanan tersebut, kita akan merasakan berbagai macam keinginan dan hasrat yang muncul di dalam hati. Salah satu di antaranya adalah keinginan untuk meraih kebahagiaan. Seperti lapar yang menjadi tanda bahwa kita ingin memuaskan hasrat makan, keinginan untuk meraih kebahagiaan juga menjadi tanda bahwa kita menginginkan sesuatu yang memuaskan hati dan pikiran. Namun, keinginan untuk meraih kebahagiaan juga harus diatur agar tidak berubah menjadi perbuatan yang tidak etis yaitu merampas hak orang lain.

Bukan hanya dalam konteks makanan, rasa lapar juga dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Lapar akan keberhasilan, lapar akan kasih sayang, lapar akan pengakuan, dan masih banyak lagi. Semua itu adalah dorongan alami dalam diri manusia untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan yang mendasar. Perlu diketahui bahwa lapar ini juga dapat membawa dampak negatif jika tidak dijaga dengan baik. Misalnya, ketika seseorang terlalu lapar akan keberhasilan ia mungkin akan mengorbankan etika; atau ketika terlalu lapar akan kasih sayang, ia mungkin akan menjadi terlalu posesif dan merampas kebebasan orang yang dicintainya.

Persahabatan adalah salah satu contoh di mana lapar dapat menjadi bumerang. Dalam persahabatan, kita mencari kebahagiaan dan dukungan dari sahabat-sahabat. Jika kita terlalu lapar akan kebahagiaan itu, kita mungkin akan merampas hak milik sahabat kita dan membuat mereka tidak bahagia. Dalam metafora ini, persahabatan dapat dibandingkan dengan sebuah hidangan makanan yang disajikan di atas meja. Setiap orang diberi porsi yang cukup untuk membuatnya kenyang dan bahagia. Namun, jika ada yang terlalu lapar dan tidak bisa mengendalikan dirinya, ia mungkin akan mengambil porsi sahabatnya dan membuat mereka merasa tidak puas.

Sebagai sahabat yang baik, kita harus belajar untuk mengendalikan lapar kita dan tidak merampas kebahagiaan milik sahabat. Kita harus makan makanan secukupnya dan menjadi lapar lagi untuk menjaga keseimbangan dalam persahabatan. Dan jika melihat sahabat kita mengambil porsi orang lain atau tidak bisa mengendalikan laparnya, kita harus menegurnya agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam hidangan persahabatan ini, kebahagiaan adalah bahan utama yang harus dijaga dengan baik. Kita harus menikmati setiap potongan dan menghargai hak milik orang lain. Karena hanya dengan sikap saling menghormati dan menghargai, hidangan persahabatan ini bisa menjadi sebuah pesta yang menyenangkan dan mengesankan untuk semua orang yang hadir.

Lapar adalah keinginan alami yang menuntut kita untuk mencari kebahagiaan. Sama seperti dalam persahabatan, lapar memainkan peran penting dalam hidangan ini. Ketika kita lapar, kita harus mencari makanan yang memuaskan, tetapi tidak boleh mengambil hak milik orang lain. Kita harus saling menghormati dan menghargai hak milik orang lain dalam mencari kebahagiaan. Kita harus memaknai lapar dalam segi persahabatan, di mana setiap orang lapar akan kebahagiaan, dan kebahagiaan itu lebih baik didapat dari proses yang baik daripada hasil akhirnya. Sudahkah kamu menjadi lapar namun bukan menjadi perampas?

“Teruslah lapar, karena dengan cara demikian kamu dapat berjuang. Jangan sampai kamu merasa diri puas! Sebab kamu akan kehilangan kebahagiaan karena kamu tidak menginginkannya lagi.”

 

 (Fr. Rio Batlayeri) 


 

No comments:

Post a Comment