“Kerendahan Menjiwai Iman” Renungan: Senin, 16 September 2024

 



Pekan Biasa XXIV

Peringatan Wajib St. Kornelius,

Paus dan Spirianus, Uskup;  Martir

1Kor 11:17-26; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17;Luk 7:1-10



“Kesombongan menimbulkan perpecahan. Buah dari perpecahan adalah kebinasaan iman.” Sadar atau tidak sadar, seringkali pertemuan ibadah (wilayah rohani maupun kelompok-kelompok kategorial) dijadikan sebagai ajang untuk menceritakan keburukan orang lain, bukan untuk mempererat persaudaraan. Seperti yang dikritik oleh Paulus dalam bacaan pertama. Jemaat di Korintus menggunakan momen perjamuan Tuhan untuk makan-makan dan menimbulkan ketidakadilan. Mereka yang membawa makanan, akan kenyang; sementara yang tidak membawa makanan, akan kelaparan. Ini mencerminkan keburukan iman yang tidak dijiwai dengan sikap kerendahan hati.

Iman sejati adalah iman yang dinyatakan dalam kerendahan hati. Orang beriman yang rendah hati akan selalu rela menderita untuk kebaikan bersama. Dalam Injil hari ini, Yesus memuji iman seorang perwira yang merendahkan diri. Sekalipun dia adalah atasan, ia rela menemui Yesus dan memohon penyembuhan bagi hambanya yang sedang sakit. Saat berjumpa dengan Yesus, ia merasa tidak layak untuk menerima Tuhan di rumahnya. Ia percaya bahwa Sabda Yesus sudah cukup untuk menyembuhkan hambanya. Kerendahan hati perwira ini adalah kunci utama untuk memelihara iman dan mengatasi perpecahan.

Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk meneladani St. Kornelius dan Spirianus, yang menunjukkan bahwa iman sejati diwujudkan melalui kerendahan hati dan pelayanan yang tulus. Mereka memperlihatkan bahwa puncak dari pelayanan dan kasih adalah pengorbanan diri, bahkan sampai menumpahkan darah demi mempertahankan ajaran iman. Dengan berani menghadapi penderitaan dan kematian, mereka menginspirasi kita untuk mengatasi perpecahan dengan kasih dan berkomitmen melayani sesama dengan sepenuh hati. Dengan cara ini, kita benar-benar hidup sesuai dengan ajaran Kristus, sebagai penyebar damai dan persatuan dalam iman.

Penulis: Fr. Rio Batlayeri

No comments:

Post a Comment