“Bersatu dan Siaga” Renungan Harian: Selasa, 22 Oktober 2024

 



Pekan Biasa XXIX

Ef 2:12-22; Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Luk 21:35-38


Tembok yang dahulu memisahkan orang Yahudi dari bangsa-bangsa lain kini telah runtuh. Melalui darah-Nya yang mengalir dari kayu salib, Kristus telah menjadikan kita satu umat, satu keluarga baru. Ia memanggil kita, baik yang dekat maupun yang jauh, untuk bersatu dalam kasih-Nya. Inilah panggilan bagi dunia masa kini, di mana perbedaan sering kali dianggap sebagai jurang pemisah, bukan sebagai kekayaan yang mempersatukan. Kita diingatkan bahwa dalam persatuan sejati, tidak ada ruang bagi prasangka, diskriminasi, atau kebencian. Semua orang dipersatukan oleh satu Roh, diterangi oleh cahaya yang sama, yang tak pernah pudar meski dunia terus berubah.

Yesus, Sang Penjaga jiwa-jiwa, juga memanggil kita untuk hidup dengan kesiapsiagaan rohani, seperti hamba yang berjaga menantikan tuannya pulang. Di tengah arus ketidakpastian dunia ini, kesiapan hati untuk selalu setia dan waspada menjadi panggilan yang semakin mendesak. Ini bukanlah sekadar menunggu dengan rasa cemas, melainkan sebuah undangan untuk menjalani hidup dengan makna yang mendalam dan harapan yang teguh. Setiap detik adalah kesempatan untuk setia dalam hal-hal kecil, tetap berjaga dalam iman, dan siap menyambut Tuhan yang hadir dalam keheningan, di saat yang tidak kita duga. Kesiapsiagaan bukanlah tindakan menahan napas, tetapi hidup dalam ritme kasih yang terus berdetak, di mana iman membimbing langkah dan cinta menjadi pelita yang menerangi jalan.

Marilah kita menyalakan pelita iman dalam jiwa kita, menyatu dalam persatuan yang sejati, dan berjaga dengan hati yang penuh cinta. Segala perubahan zaman mungkin menggoncang, tetapi kesetiaan pada panggilan untuk mengasihi dan melayani dengan tulus akan menuntun kita ke dalam damai sejati. Di dalam persatuan dengan Kristus dan kesiapan untuk selalu menyambut-Nya, kita menjadi saksi hidup dari Injil yang bergetar dalam setiap serat keberadaan kita. Biarlah hidup kita menjadi nyala terang yang tidak pernah padam, siap untuk menerima Tuhan yang hadir dalam segala peristiwa, dalam setiap langkah, dan dalam setiap nafas yang dihembuskan. Karena di sanalah, dalam kesiapsiagaan dan kesatuan yang hidup, kita menemukan makna terdalam dari panggilan kita sebagai anak-anak Allah.

 Penulis: Fr. Rio Batlayeri


No comments:

Post a Comment