“Menimbun Sesuatu yang Sia-sia” Renungan Harian: Senin, 21 Oktober 2024

 



Pekan Biasa XXIX

Ef 2:1-10; Mzm 100:2.3.4.5; Luk 12:13-21

 

Manusia ada sebagaimana sekarang ini karena belas kasih Allah yang melimpah. Dia memberi hidup dan keselamatan bagi manusia. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa karena kedurhakaannya, Allah tetap mengasihani dan menyelamatkan. Melalui Kristus, Allah membangkitkan dan dan menyediakan tempat di surga bagi manusia. Jadi bodohlah manusia bila ia tidak sanggup menanggapi kasih yang sedemikian melimpah ini. Atau binasalah ia karena lebih suka menimbun sesuatu yang sia-sia.      

Hari ini, Yesus mengajak kita untuk tidak bersandar pada kenikmatan duniawi yang tampaknya memikat, namun sesungguhnya adalah ilusi yang melunturkan jiwa. Kenikmatan dunia adalah ketidakwarasan yang menyamar sebagai kebahagiaan; seperti bayangan di padang pasir yang menjanjikan oase namun menghilang saat didekati. Orang kaya yang dikisahkan hari ini, menimbun harta seolah menggenggam dunia. Namun dalam sekejap jiwanya diambil. Segala kepemilikan yang dikumpulkannya berubah menjadi sia-sia. Saat ia menimbun kekayaan, sesungguhnya ia sedang menggali liang kubur bagi jiwanya sendiri. Di mata dunia ia mungkin tampak megah, tetapi di hadapan Allah, ia tidak kaya, kosong dan hampa dari hikmat yang memberi kehidupan abadi. 

Kelekatan pada kekayaan dan kekuasaan duniawi sesungguhnya adalah rantai halus yang melilit jiwa, mengaburkan pandangan kita dari sukacita sejati yang dijanjikan Allah. Kita terbuai dengan keunggulan dan kebanggaan yang fana, seolah-olah itu dapat memberi makna abadi. Ketika kita memilih untuk berpegang pada kemegahan dunia, sesungguhnya kita menukar kemuliaan ilahi dengan bayang-bayang yang menipu. Olehnya itu, mari kita berusaha membangkitkan kesadaran dan meneguhkan niat untuk mengupayakan hal-hal yang memberi hidup kekal. Harta, kuasa, popularitas dan teknologi (sosmed) tidak membuat kita kaya di hadapan Allah. 

Penulis: Fr. Rio Batlayeri

 

No comments:

Post a Comment