Pekan Biasa XXX
Ef 5:21-33; Mzm 128:1-2.3.4-5; Luk 13:18-21
Di setiap jengkal kehidupan, karya kasih Allah tengah
bertumbuh. Bagaikan biji sesawi yang kecil, Kerajaan-Nya tidak selalu tampak
megah atau mencolok. Namun, seperti yang disampaikan Yesus dalam
perumpamaan-Nya, hal-hal kecil yang disemai dalam cinta dapat mengubah wajah
dunia. Dengan ragi kecil, seluruh adonan dirasuki kehidupan baru. Inilah wajah
Kerajaan Allah yang bekerja dalam diam, merasuk ke dalam setiap hati yang
bersedia membuka diri bagi karya ilahi. Dalam hal-hal sederhana, dalam
keseharian yang kerap terlupakan, kehadiran Allah sesungguhnya mewarnai
sejarah.
Namun, bagaimana kita bisa memahami kekuatan kecil ini?
Paulus, dalam suratnya kepada jemaat Efesus, memberikan gambaran yang lebih
intim. Ia berbicara tentang kasih antara suami dan istri, yang mencerminkan
kasih Kristus kepada Gereja-Nya. Bukan kasih yang sekadar romantis, melainkan
kasih yang berani mengorbankan diri, yang menaruh kepentingan orang lain di
atas kepentingan pribadi. Relasi yang tampaknya sederhana ini, ketika didasari
oleh kasih Kristus, adalah rahmat yang tidak hanya menguduskan kehidupan
pernikahan itu sendiri, tetapi juga membawa terang bagi dunia yang gelap.
Pernikahan, dalam pandangan Paulus, adalah cerminan dari misteri yang lebih
dalam—persatuan mistis antara Kristus dan Gereja yang dipersatukan dalam kasih
yang sempurna.
Di zaman ini, panggilan untuk membangun Kerajaan Allah tetap
bergema. Kita dipanggil untuk menjadi biji-biji kecil yang ditanam dengan iman
dan harapan, untuk menjadi ragi yang merasuk ke dalam adonan kehidupan
masyarakat. Bukan dengan kekuatan dan kemegahan, tetapi melalui tindakan kasih
yang sederhana namun bermakna. Ketika kasih itu diwujudkan dalam hubungan
suami-istri, dalam persahabatan, atau dalam karya pelayanan, Kerajaan Allah
hadir dan bertumbuh. Sebab, di dalam Kristus, setiap kasih yang sejati memiliki
kekuatan untuk mengubah hati, memperbarui hidup, dan membawa keselamatan bagi
dunia. Maka, mari kita menjadi saksi Kerajaan-Nya, yang bertumbuh diam-diam,
namun memancarkan cahaya yang tak terpadamkan.
Penulis: Fr. Rio
Batlayeri

No comments:
Post a Comment