“Kekuatan Kasih dalam Tantangan Iman” Renungan Harian: Kamis, 24 Oktober 2024

 


Pekan Biasa XXIX

Ef 3:14-21; Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19; Luk 12:49-53

Kasih Allah adalah inti dari iman kita. Dalam hidup yang penuh dengan keraguan dan ketidakpastian, kita menemukan ketenangan dalam kasih yang ditawarkan-Nya. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, menggambarkan kedalaman kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Kasih ini tidak hanya menjadi fondasi iman kita, tetapi juga sumber kekuatan yang tak terbatas. Ia mengajak kita untuk dibenamkan dalam kasih itu, sehingga kita dapat merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam momen-momen sulit, ketika tantangan datang silih berganti, kita perlu ingat bahwa kasih Allah senantiasa mendampingi kita, mendorong kita untuk bangkit dan terus maju.

Mengikuti Kristus juga berarti siap menerima tantangan. Yesus, dalam perjalanan menuju Yerusalem, mengingatkan kita bahwa iman sering kali membawa konflik. Ketika kita memilih untuk mengikuti-Nya, kita mungkin menghadapi perpecahan. Yesus datang bukan hanya untuk membawa damai, tetapi juga untuk membakar semangat perubahan. Ia menginginkan kita berani berdiri di sisi kebenaran, meskipun itu berarti harus menghadapi perlawanan. Dengan keberanian yang diperoleh dari kasih-Nya, kita diajak untuk mengatasi segala rintangan yang muncul. Ketidakpastian tidak seharusnya membuat kita mundur; sebaliknya, itu adalah saat untuk menunjukkan iman kita yang sejati.

Di tengah meningkatnya polarisasi sosial dan konflik di masyarakat, kita dipanggil untuk menjadi suara kasih dan persatuan. Ketika banyak orang merasa terasing dan kehilangan arah, kasih Allah yang kita terima harus menjadi sumber inspirasi bagi tindakan kita. Kita perlu berani mengambil sikap terhadap ketidakadilan, berbicara demi mereka yang tak bersuara, dan menjalin hubungan yang saling mendukung, meskipun ada perbedaan di antara kita. Mari kita berdoa agar setiap langkah yang kita ambil terinspirasi oleh kasih yang melimpah. Seperti Paulus yang tetap teguh dalam misinya meskipun dihadapkan pada penjara dan penderitaan, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi kasih Kristus di dunia ini. Dalam menjalani panggilan kita, marilah kita sebarkan kasih Allah di mana pun kita berada, menjadi pelita harapan bagi mereka yang tersesat.

Penulis: Fr. Rio Batlayeri

No comments:

Post a Comment