Pekan Biasa XXIX
Ef 3:14-21; Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19; Luk 12:49-53
Kasih Allah adalah inti dari iman kita. Dalam hidup yang
penuh dengan keraguan dan ketidakpastian, kita menemukan ketenangan dalam kasih
yang ditawarkan-Nya. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus,
menggambarkan kedalaman kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Kasih
ini tidak hanya menjadi fondasi iman kita, tetapi juga sumber kekuatan yang tak
terbatas. Ia mengajak kita untuk dibenamkan dalam kasih itu, sehingga kita
dapat merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam
momen-momen sulit, ketika tantangan datang silih berganti, kita perlu ingat
bahwa kasih Allah senantiasa mendampingi kita, mendorong kita untuk bangkit dan
terus maju.
Mengikuti Kristus juga berarti siap menerima tantangan.
Yesus, dalam perjalanan menuju Yerusalem, mengingatkan kita bahwa iman sering
kali membawa konflik. Ketika kita memilih untuk mengikuti-Nya, kita mungkin
menghadapi perpecahan. Yesus datang bukan hanya untuk membawa damai, tetapi
juga untuk membakar semangat perubahan. Ia menginginkan kita berani berdiri di
sisi kebenaran, meskipun itu berarti harus menghadapi perlawanan. Dengan
keberanian yang diperoleh dari kasih-Nya, kita diajak untuk mengatasi segala
rintangan yang muncul. Ketidakpastian tidak seharusnya membuat kita mundur;
sebaliknya, itu adalah saat untuk menunjukkan iman kita yang sejati.
Di tengah meningkatnya polarisasi sosial dan konflik di
masyarakat, kita dipanggil untuk menjadi suara kasih dan persatuan. Ketika
banyak orang merasa terasing dan kehilangan arah, kasih Allah yang kita terima
harus menjadi sumber inspirasi bagi tindakan kita. Kita perlu berani mengambil
sikap terhadap ketidakadilan, berbicara demi mereka yang tak bersuara, dan
menjalin hubungan yang saling mendukung, meskipun ada perbedaan di antara kita.
Mari kita berdoa agar setiap langkah yang kita ambil terinspirasi oleh kasih
yang melimpah. Seperti Paulus yang tetap teguh dalam misinya meskipun
dihadapkan pada penjara dan penderitaan, kita juga dipanggil untuk menjadi
saksi kasih Kristus di dunia ini. Dalam menjalani panggilan kita, marilah kita
sebarkan kasih Allah di mana pun kita berada, menjadi pelita harapan bagi
mereka yang tersesat.

No comments:
Post a Comment