Pencarian Makna Akhir: Salah Satu Jalan Pembuktian Eksistensi Tuhan


Kebermaknaan tertinggi ialah perjalanan menuju cakrawala tak terbatas. Itulah Allah. Jalan paling mendasar dan nyata untuk membuktikan keberadaan-Nya adalah pencarian manusia akan makna akhir. Tak ada satupun yang dapat lolos dari jalan ini. Setiap manusia terlahir atau terlempar ke dalam dunia yang memang sarat dengan makna. Segala sesuatu yang dihadapi manusia memiliki bobot intrinsik yang tidak dapat dijangkau secara kasat mata. Baik manusia maupun segala ciptaan lain membawa di dalam dirinya sesuatu yang dengannya makna itu berangsur-angsur tersingkap.

Saat bersentuhan dengan segala yang ada di bumi termasuk relasi dengan sesama, manusia selalu mendasarkan diri pada pencarian sebuah makna. Suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan hanya karena memiliki makna. Manusia bekerja karena melalui pekerjaan, ia mendapatkan makanan. Manusia makan dan minum supaya bisa bertahan hidup. Manusia berolah raga supaya tubuh sehat dan tidak sakit-sakitan. Inilah rantai kebermaknaan tak berhingga, yang tidak memiliki ujungnya. Makna sifatnya terselubung, mendasar dan melampaui segala yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Makna itu ditemui saat manusia mengaktifkan kapasitas tarnsendentalnya.

Di setiap perjalanan hidupnya, manusia tidak hanya berhadapan dengan pengalaman yang menyenangkan. Adakalanya ia harus mengalami rasa sakit, kehilangan dan kegagalan. Di sinilah manusia diundang untuk hidup secara reflektif. Ia perlu merenung dan menyelami makna di balik peristiwa-persitiwa hidupnya. Puncak permenungan itu memabawa manusia untuk menemukan bahwa di balik segala keterbatasan, ia adalah bagian dari realitas yang tak berhingga yaitu Allah. Kesadaran ternsendental ini memberi harapan bahawa diri seorang manusia sangatlah berarti. Sebab ia dikasihi oleh Allah. Dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dalam suka dan duka, Allah tetap mengasihinya. Persoalan demi persoalan tak dapat menghalangi kasih Allah bagi manusia. Sekalipun manusia meninggalkan-Nya, ia tetap ada, tetap setia, karena Dia tidak dapat mengingkari diri-Nya.  Dialah cakrawala tak terbatas, makna absolut dan KASIH ABADI.***

Penulis: Fr. Rio Batlayeri

No comments:

Post a Comment