“Ular Tedung atau Tembaga” Renungan: Sabtu, 14 September 2024

 

Pesta Pemuliaan Salib

Bil 21:4-9; Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38; Flp 2:6-11; Yoh 3:13-17

    Di zaman Perjanjian Lama, bangsa Israel sering kali menantang dan mengeluh terhadap Allah, meskipun mereka telah diselamatkan dari Mesir. Mereka bahkan menolak Musa, yang diutus Allah untuk memimpin mereka. Akibatnya, Tuhan mengirim ular tedung untuk menggigit mereka sehingga banyak dari antara mereka yang mati. Namun, Allah tetap penuh belas kasihan dan mendengarkan doa Musa. Dia memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga. Setiap orang yang digigit ular tedung tetapi melihat ular tembaga itu, ia tidak akan mati.

    Sekarang, dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus adalah "Ular Tembaga" kita. Ia mengosongkan diri-Nya dan menjadi hamba, bahkan rela menderita dan wafat tergantung di kayu salib demi menebus dosa-dosa manusia. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan dalam nama Dia segala yang ada di langit dan di bumi memuliakan-Nya. 

    Sebagai umat beriman, kita juga dipanggil untuk menjadi penyelamat bagi sesama. Kemuliaan kita tidak datang dari status sosial, melainkan dari kemampuan kita untuk merendahkan diri dan turun pinggiran jalan, tempat orang-orang miskin berada. Di sana kita hadir bukan sebagai "ular tedung" yang berbisa, tetapi menjadi ular tembaga yang membawa pemulihan, kesejahteraan, kebahagiaan bagi mereka. 

Penulis: Fr. Rio Batlayeri

No comments:

Post a Comment